Duniabola – PSSI telah menunjuk Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, sebagai venue pertandingan FIFA Matchday Indonesia vs Palestine pada 14 Juni mendatang.
Sebelumnya, Erick Thohir selaku ketua umum PSSI sudah memastikan bahwa FIFA Matchday bulan Juni mendatang akan diisi dengan pertandingan melawan Palestina.
Pihak Palestina juga menyetujui untuk melakukan pertandingan pada 144 Juni. Persetujuan tersebut ditunjukan melalui surat resmi ke PSSI yang menyatakan kesediaan Palestina melakukan unjuk pertandingan satu laga.
Palestina telah menduduki posisi 93 rangking dunia FIFA, sedangkan Indonesia menduduki posisi 151. Sebelum melawan Palestina, Skuat Garuda telah melakukan pertandingan uji coba melawan Burundi pada 25 dan 28 Maret Lalu.
Pertandingan uji coba tersebut dihelat di Stadion Patriot, Bekasi. Sebelum PSSI resmi menunjuk Stadion Gelora Bung Tomo, banyak pakar menilai bahwa pertandingan tersebut kemungkinan besar akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Sayangnya, rumput yang menguning dan mengalami kebotakan di beberapa bagian sejak digelar pertunjukan musim Korea Maret lalu membuat Stadion GBK dinilai tak layak untuk Piala Dunia U-20.
Selain stadion GBK, panitia lokal Piala Dunia U-20 juga melakukan inspeksi ke Gelora Sriwijaya di Palembang, Stadion Manahan Solo, Stadion Si Jalak Harupan i Bandung, dan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya.
Stadion Gelora Bung Tomo akhirnya terpilih sebagai venue untuk pertandingan Indonesia vs Palestine. Stadion Gelora Bung Tomo memang baru dibuka pada tahun 2020. Namun, stadion tersebut memiliki infrastruktur pendukung yang memadai untuk gelaran Piala Dunia U-20.
Stadion Gelora Bung Tomo mampu menampung 45 ribu penonton. Stadion tersebut juga sempat direnovasi pada tahun 2019 hingga 2020 untuk kepentingan Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar pada 2021 silam.
Baca juga: Timnas Indonesia Dikabarkan Berhadapan dengan Tim Argentina Pada FIFA Matchday 2023
Polemik Piala Dunia U-20
Piala Dunia U-20 awalnya akan digelar di Indonesia sebagai tuan rumah. Akibat penolakan Timnas Israel dari sejumlah kelompok, Indonesia pun kehilangan statusnya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Sebagai informasi, Israel secara resmi menjadi kontestan Piala Dunia U-20 2023 pada setelah menjadi runner up Grup B Piala Eropa U-19 2022. Lolosnya Israel ke Piala Dunia U-20 2023 mendapat berbagai reaksi dari Indonesia.
Meski Presiden Indonesia menjamin Israel; bisa hadir, polemik lahirnya Israel di Indonesia semakin memanas sejak Gubernur Bali I Wayan Koster mengirim surat penolakan kehadiran Israel kepada Menpora Zainudin Amali. Setelah itu, penolakan Israel pun semakin kencang.
Karena hal tersebut, FIFA mencabut status Indonesia sebagai Piala Dunia U-20 2023. Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 juga membuat Indonesia mendapatkan sanksi. Kabar baiknya, sanksi yang diterima Indonesia hanya berupa sanksi administrasi kepada PSSI.
Dengan adanya sanksi tersebut, FIFA menerapkan pembatasan penggunaan dana FIFA Forward hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sebelum sanksi dicabut, FIFA akan melakukan penilaian secara menyeluruh.
Sanksi ringan tersebut bisa membuat Timnas Indonesia bernapas lega. Awalnya, Indonesia khawatir akan dijatuhi sanksi berat oleh FIFA. Jika hal itu terjadi, Indonesia bisa dikucilkan dari sepak bola internasional.
Sebelum keputusan sanksi dijatuhkan, Presiden Jokowi berupaya mengamankan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dengan meminta Erick Thohir menemui FIFA di Doha, Qatar.
Erick menemui FIFA untuk melakukan negosisasi dan mempresentasikan blueprint transformasi sepakbola Indonesia, bahkan ia menjabarkan rencana Indonesia dalam merenovasi 22 stadium yang bisa dipakai untuk kegiatan tim nasional dan liga.
Upaya tersebut memang masih belum bisa sepenuhnya menghindarkan Indonesia dari sanksi. Namun, setidaknya Indonesia bisa terhindar dari sanski berat yang bisa mencederai sepak bola tanah air.