Mendapatkan tepuk tangan meriah dari para pendukung sering kali diakui sebagai penghormatan tertinggi atas performa seorang pemain, bahkan beberapa pertunjukan bahkan mendapatkan penghargaan dari para penggemar tim lawan. Namun, melihat markas dari rival abadi Anda berdiri untuk memberikan tepuk tangan, hampir tidak pernah terdengar.
Penghormatan luar biasa itu diberikan kepada bakat luar biasa Ronaldinho, menyusul pertunjukan yang sangat sensasional untuk menghancurkan Real Madrid di Santiago Bernabeu ketika menjalani karier di Barcelona. Tapi karena kesombongan hierarki Real Madrid, Ronaldinho bisa saja berada di sisi yang berlawanan pada pertandingan El Clásico ini, dengan klub Spanyol itu menolak kesempatan untuk merekrut Ronaldinho dari Paris Saint-Germain karena dianggap “terlalu jelek” untuk menjadi aset yang dapat dipasarkan. Real Madrid malah memilih untuk mendatangkan keindahan David Beckham sebagai Galactico terbaru mereka, sedangkan Ronaldinho akhirnya bergabung dengan Barcelona meskipun juga mendapat minat dari Manchester United.
Inilah kesepakatan yang mengubah sejarah Barcelona. Ronaldinho tiba di Catalonia ketika klub sedang kesulitan untuk kembali meraih kejayaan masa lalu, Barcelona tidak memenangkan trofi besar dalam empat musim dan sedang bersiap memasuki era baru di bawah kepelatihan Frank Rijkaard dan kepemimpinan baru dari Joan Laporta.
Para legenda seperti Johan Cruyff dan Pep Guardiola sering kali diakui atas peran mereka dalam kesuksesan gemilang Barcelona, tetapi pengaruh Ronaldinho pada tahun 2000-an tidak diragukan lagi dalam memulai periode kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah memenangkan satu gelar liga dalam lima musim sebelum kedatangan pemain Brasil yang brilian ini, Barcelona berhasil memenangkan lima trofi selama lima musim Ronaldinho berada di Camp Nou, termasuk dua gelar liga dan Liga Champions. Gaya ekspresif Ronaldinho memukau dan penghargaan individu berhasil diraihnya, dengan memenangkan Ballon d’Or pada tahun 2005 dan penghargaan FIFA World Player of the Year dua kali berturut-turut.
Barcelona menari mengikuti dentuman lagu samba superstarnya yang begitu sering menjadi perbedaan pada momen-momen terbesar, mungkin tidak ada yang paling penting dari pada penampilan brilian di Clásico di ibu kota Spanyol.
Ketika Ronaldinho Melakukannya Melawan Real Madrid…
Dan Santiago Bernabeu memberikan standing ovation kepadanya.
Ronaldinho baru saja dinobatkan sebagai World Footballer of the Year untuk pertama kalinya dan menampilkan keterampilan yang pantas mendapatkan gelar itu di Santiago Bernabeu. Kedua tim hanya terpisah satu angka di klasemen sebelum pertandingan tersebut di bulan November, tetapi sejak menit awal sudah jelas bahwa pertandingan ini adalah milik La Blaugrana dan sang nomor 10 yang mempesona.
Samuel Eto’o bermain gemilang di posisi penyerang tengah melawan mantan klubnya dan Lionel Messi yang masih remaja juga menunjukkan bakat yang akan mendefinisikan dekade berikutnya, tetapi di tengah-tengah sepak bola menakjubkan Barcelona adalah Ronaldinho.
Ada satu umpan yang luar biasa ke Eto’o, sebuah umpan yang begitu sempurna sehingga berhasil mengecoh seluruh pertahanan Real Madrid, sayangnya Eto’o gagal menyelesaikan dengan baik. Umpan itu sendiri sudah brilian, tapi jika kita mempertimbangkan bahwa Ronaldinho melakukannya saat melihat ke arah yang berlawanan, kita mendapatkan gambaran betapa absurdnya hal yang disaksikan oleh penonton di dalam stadion.
Seluruh penonton di Bernabeu menunggu dengan nafas terengah-engah setiap kali Ronaldinho menerima bola, repertoar triknya menyiksa pemain seperti Michel Salgado dan Sergio Ramos. Meski Salgado adalah pihak yang tidak beruntung dengan tugas untuk menghentikan superstar Amerika Latin itu sepanjang pertandingan yang sangat berat sebelah, Ramos adalah yang paling tidak berdaya menghadapi keajaiban Ronaldinho sepanjang pertandingan.
Barcelona unggul di babak pertama berkat gol Eto’o. Ketika memperingati gol tersebut, sang penyerang menunjuk ke lambang Barcelona dan berlari merayakannya di bawah kotak presiden, sebagai sindiran keras kepada presiden Real Madrid Florentino Perez setelah meminta Eto’o keluar dari Santiago Bernabeu.
Babak kedua adalah milik protagonis dalam cerita ini, ketika Ronaldinho bergerak dengan kecepatan yang luar biasa dalam penampilan yang tak terlupakan di markas lawan.
Gol pertamanya datang tepat sebelum satu jam bermain, dia menerima bola di sisi kiri dan berjarak 40 yards dari gawang, sebelum melakukan serangan yang mengagumkan ke pertahanan Real Madrid. Ramos tergeletak setelah upayanya untuk menghentikan sang bintang sekali lagi tidak berhasil, Ronaldinho kemudian menggoyangkan pinggulnya dengan gaya khasnya untuk menghindari Ivan Helguera dan melepaskan tembakan untuk menggandakan keunggulan Barcelona.
Itu adalah momen kejeniusan individu dari seorang pesepakbola yang sedang berada di puncak kemampuannya yang luar biasa.
Ronaldinho melakukan trik yang sama sekali berbeda ketika dia melewati Ramos sekali lagi sebelum mencetak gol lagi. Kali ini, dia berlari sejajar dengan pemain belakang sebelum tenang mengatasi Iker Casillas sekali lagi.
Ramos sejak itu berkembang menjadi salah satu bek terbaik generasinya, dan kekalahan brutal ini telah memberikan pelajaran berharga dalam perjalanan kesuksesannya. Saat mencetak gol keduanya, Ronaldinho mendapatkan momen bersejarah yang langka ketika penonton di tempat itu berdiri dan memberikan penghormatan kepada kejeniusan Ronaldinho, menjadi pemain Barcelona pertama sejak legenda Diego Maradona yang menerima tepuk tangan dari penonton di Bernabeu.
Mereka yang berada di dalam stadion tahu bahwa mereka sedang menyaksikan kebesaran, yang semakin menarik dengan gaya bermain yang luar biasa dari Ronaldinho.
Ronaldinho bermain sepak bola sebagaimana seharusnya dimainkan, ekspresif dan luas, bebas dan artistik, dan dengan gaya yang membuat hampir segalanya terasa mungkin saat bola ada di kakinya.
“Saya tidak akan pernah melupakan ini karena sangat jarang bagi seorang pemain sepak bola untuk mendapatkan tepuk tangan seperti ini dari para penggemar lawan.” – Ronaldinho
Ronaldinho baru saja menjadi cahaya terang dalam kekalahan tim tuan rumah, dan kemenangan terbesar Klub Catalan sejak era Dream Team Johan Cruyff, tetapi para pendukung Real Madrid mengakui bahwa inilah seorang pesepakbola yang harus dihargai selama berada dalam puncak kehebatannya yang tak tertandingi. Mereka benar, puncak karir Ronaldinho hanya berlangsung selama lebih dari tiga tahun, tetapi pada saat terbaiknya, tidak ada banyak pemain sehebat dia yang menghibur untuk ditonton.
Level tertinggi sepak bola dapat memberikan tekanan yang luar biasa, namun Ronaldinho bermain sepak bola tanpa ada kekhawatiran sedikit pun dan selalu dengan senyuman khasnya yang melekat di wajahnya. Ia meninggalkan momen ajaib yang tak terhitung jumlahnya selama waktunya dengan Barcelona, tapi mungkin tidak ada yang lebih definitif daripada penghancuran Real Madrid di Bernabeu.
Seorang jenius ceria yang meninggalkan warisan abadi di Catalonia.