Di dunia sepak bola, menjadi seorang “super sub” bisa dianggap sebagai pujian yang ambigu. Meskipun menjadi pemain yang mampu mengubah jalannya pertandingan ketika masuk dari bangku cadangan, seringkali mereka tidak mendapatkan tempat tetap di starting lineup. Dalam sejarah sepak bola, ada banyak nama yang dijuluki sebagai super sub, tetapi hanya sedikit yang melekat dengan sekuat Solskjaer di Manchester United.
Pendukung Manchester United selamanya akan mengenang kepiawaian pemain asal Norwegia ini dalam mengubah permainan ketika bermain dari bangku cadangan. Salah satu momen paling ikonik adalah ketika ia mencetak gol kemenangan di final Liga Champions di bawah sorotan lampu Camp Nou.
Tetapi sebelum saat-saat manis itu, Solskjaer telah membuktikan kemampuannya sebagai pemain pengganti yang brilian di Manchester United. Beberapa bulan sebelum final Liga Champions tersebut, ia mencetak dua gol yang tidak akan terlupakan dalam penampilan pengganti di Liga Premier.
Kedatangan Dwight Yorke dari Aston Villa di musim panas membatasi peluang Solskjaer untuk menjadi starter, dengan Yorke yang membentuk pemahaman instan dengan Andy Cole di lini serang. Yorke dan Cole menjadi duet yang menakutkan dan menjadi andalan utama Sir Alex Ferguson, sementara Solskjaer dan Teddy Sheringham memberikan kontribusi yang luar biasa sebagai pemain pengganti.
Pada awal Februari 1998/99, United menghadapi Nottingham Forest. Nottingham Forest sedang berjuang di dasar klasemen dan pada akhirnya terdegradasi di akhir musim. Sementara itu, United sedang bersaing untuk merebut gelar juara dari Arsenal yang telah memenangi double domestik di musim sebelumnya di bawah Arsene Wenger.
Meskipun Nottingham Forest sempat menyamakan skor setelah Yorke mencetak gol pembuka dalam waktu enam menit, United tidak mengalami kesulitan berarti. Andy Cole langsung mengembalikan keunggulan United beberapa detik kemudian, dan Yorke serta Cole mencetak masing-masing dua gol di babak pertama dan kedua.
Solskjaer menunggu kesempatan dari bangku cadangan selama 72 menit, memperhatikan permainan dan lawan dengan cermat untuk mencari kelemahan yang bisa dieksploitasi jika dipanggil. Setelah Yorke ditarik keluar, Solskjaer masuk ke lapangan dengan instruksi dari pelatih untuk menjaga posisi dan menyelesaikan pertandingan secara aman.
Tetapi Solskjaer memiliki rencana lain. Ia ingin membuktikan kepada tim pelatih bahwa ia bisa berkontribusi lebih dari sekadar pemain pengganti. Dalam waktu delapan menit, Solskjaer berhasil mencetak gol pertama setelah menyambut umpan silang dari Gary Neville.
Tidak ada yang aneh dengan kontribusi Solskjaer dari bangku cadangan, ia sudah melakukannya sebelumnya. Tetapi cara ia menutup pertandingan kali ini tidak akan terlupakan. Solskjaer mencetak gol keduanya, dan gol keenam untuk United, dua menit sebelum waktu normal berakhir. Setelah chip-nya ditepis oleh Dave Beasant, ia dengan tenang menjaga keseimbangan dan mencetak gol dari tepi kotak penalti.
Solskjaer melengkapi hat-trick-nya, dan mencetak gol ketiga dan tujuh untuk United, dengan klinisnya. Satu umpan akurat dari Paul Scholes disambut dengan sempurna oleh Solskjaer, yang hanya butuh satu sentuhan untuk mengendalikan bola sebelum melepaskan tembakan yang tak mampu ditahan oleh Beasant.
Walau pekerjaan sudah selesai dengan sangat efisien, Solskjaer masih memiliki satu kartu truf terakhir sebagai “Assassin berwajah bayi” Manchester United. Ia mencetak gol keempatnya di waktu tambahan setelah memanfaatkan kesalahan Paul Scholes dalam menyambut umpan silang dari Nicky Butt.
Setelah peluit akhir dibunyikan, penonton merasakan kebingungan dan keputusasaan yang bersamaan. Aksi gemilang Solskjaer dalam pertandingan tersebut membawa kebanggaan bagi para pendukung yang menyaksikannya. Hanya enam pemain dalam sejarah Liga Premier yang berhasil mencetak hat-trick ketika menjadi pemain pengganti, dan hanya satu yang mencetak empat gol.
Penampilan sensasional Solskjaer dalam pertandingan itu membuatnya terkenal sebagai super sub, dan namanya selalu teringat saat menyebut pemain yang sukses dari bangku cadangan. Keterampilan emas Solskjaer di lapangan mencapai puncaknya beberapa bulan kemudian, ketika ia mencetak gol kemenangan di final Liga Champions dan membawa pulang medali juara treble bersama Manchester United.
Manchester United di bawah manajer Sir Alex Ferguson terkenal dengan mentalitas pantang menyerah dan keberhasilan mereka dalam mengubah nasib di menit-menit terakhir. Dan dalam skuad itu, tak ada yang lebih berpengaruh daripada Ole Gunnar Solskjaer, sang super sub paling terkenal dalam sejarah Liga Premier.