Kontroversi Derby Manchester April 2001: Pelanggaran Roy Keane & Dampaknya

Edited in Prisma app with Tears

Pertandingan Derby Manchester pada April 2001 menjadi sorotan utama dengan terjadinya peristiwa kontroversial yang mencuat selama pertandingan itu berlangsung. Salah satu momen yang menjadi pusat perhatian adalah pelanggaran yang dilakukan oleh Roy Keane, yang hingga kini memperoleh dampak jangka panjang bagi kedua tim. Rivalitas panas antara Manchester United dan Manchester City semakin terasa ketika kejadian itu terjadi.

 Steve Howey, an actor known for his role in the television series 'Reba,' smiles on the red carpet of the 2022 CMT Music Awards.

Derby Manchester April 2001

Pertandingan Derby Manchester April 2001 berakhir dengan skor imbang 1-1, menjadi momen bersejarah yang memengaruhi baik Manchester United maupun Manchester City secara signifikan. Bagi Manchester United, hasil ini membawa mereka lebih dekat menuju gelar ke-7 di Liga Premier, sementara bagi Manchester City, poin yang didapat menjadi penentu dalam perjuangan mereka menghindari degradasi.

Gol penyeimbang yang dicetak oleh Steve Howey untuk Manchester City tidak hanya menyamakan kedudukan tetapi juga memberikan satu poin krusial bagi timnya. Kemenangan atau kekalahan dalam pertandingan tersebut bisa menjadi perbedaan antara bertahan di divisi tertinggi atau terdegradasi, menjadikannya salah satu momen paling penting dalam sejarah City di era tersebut.

 This image shows a football player named Haaland laughing next to a picture of a football player named Roy Keane tackling another player named Alf-Inge Haaland.

Pelanggaran Mematikan Roy Keane

Sebuah momen kontroversial yang tak terlupakan dalam Derby Manchester April 2001 adalah saat Roy Keane melakukan pelanggaran yang keras terhadap Alf-Inge Haaland, hanya empat menit sebelum pertandingan berakhir. Kejadian ini menggegerkan banyak penggemar dan memicu beragam reaksi di dunia sepak bola.

Keane tidak hanya melakukan pelanggaran itu, tetapi juga mengakui bahwa tindakannya dilakukan dengan sengaja sebagai balas dendam atas komentar Haaland mengenai “cedera palsu” Keane empat tahun sebelumnya. Tindakan balas dendam ini menimbulkan debat panas tentang etika dalam sepak bola dan memperkuat citra kontroversial Keane sebagai seorang pemain yang tegas.

Dampak dari pelanggaran tersebut pun turut dirasakan oleh Keane. Ia didenda sebesar £5,000 oleh FA pada saat itu dan diberikan larangan bermain selama lima pertandingan sebagai hukuman atas perilakunya. Kejadian ini tidak hanya merugikan Keane secara finansial, tetapi juga memperlihatkan betapa seriusnya konsekuensi dari tindakan yang melanggar aturan dalam dunia sepak bola.

 Manchester United's Roy Keane tackling Alf-Inge Haaland of Juventus during a 1997 UEFA Champions League semi-final match.

Motivasi Keane untuk Balas Dendam

Pada Derby Manchester April 2001, Roy Keane masih memendam dendam dari cedera ligamen brutal yang dia alami tujuh tahun sebelumnya, di mana dia mencoba menendang Haaland. Ketika Haaland menertawakan cedera Keane dengan kata-kata “Bangun, berhenti berpura-pura,” Keane merasa dilecehkan secara pribadi.

Kepercayaan Keane pada konsep “mata ganti mata” mendorongnya untuk memberikan balasan yang dianggapnya pantas kepada Haaland, yang ia yakini telah menghina dan merendahkan martabatnya. Keterlibatan kembali dalam pertemuan Derby 2001 menjadi puncak dari motivasi Keane untuk menjadikan momen tersebut sebagai kesempatan untuk memperoleh keadilan atas insiden yang membekas dalam ingatannya.

 Erling Haaland is helped off the pitch by his teammates after suffering a knee injury during a tackle in the match between Borussia Dortmund and Bayern Munich.

Dampak Karier Haaland

Terkait Derby Manchester April 2001, Haaland terpaksa menjalani operasi pada lututnya yang sebelumnya cedera akibat pelanggaran kontroversial tersebut. Menariknya, Keane sebenarnya menyasar lutut yang berbeda dari Haaland. Meski awalnya Haaland menyatakan karirnya berakhir akibat tackle itu, namun kemudian ia menarik pernyataannya. Bukti medis menyiratkan dampak tidak langsung pada karier Haaland.

 Erling Haaland celebrates after scoring a goal for Manchester City during a soccer match.

Dampak lintas generasi

  • Pengaruh Pembelajaran Ayah: Putra Roy Keane, Erling Haaland, dibesarkan dengan persepsi negatif terhadap Manchester United dari pengalaman ayahnya selama Derby Manchester April 2001. Hal ini memberikan dimensi psikologis yang menarik pada cara Haaland memandang klub dan rivalitasnya.

  • Memperdalam Rivalitas: Kehadiran Erling Haaland sebagai penyerang utama Manchester City menambahkan kedalaman pada persaingan antara dua klub Manchester. Sebagai pemain tengah, Haaland turut meresapi intensitas sejarah dan emosi dari tragedi tersebut, memperkaya pertandingan antara kedua tim.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *