Raramnya ada pemain sepak bola yang melompat seperti Ivan ‘Bam Bam’ Zamorano. Pemain asal Chile ini adalah ahli dalam sundulan, penyerang yang melemparkan dirinya terhadap bola di udara dan melompat dari tanah seolah ada trampolin di sol sepatunya. Bagi penggemar sepak bola di era tertentu, respons Zamorano yang unik terhadap perubahan nomor punggung di Inter Milan bisa menjadi kenangan abadi dari seorang penyerang yang warisan sepak bolanya jauh lebih besar dari itu.
Zamorano mencintai mencetak gol, dan para penggemar menyayanginya karena itu. Entah itu di Spanyol, Italia, atau Chile asalnya, dedikasi dan kedisiplinannya selalu dirasakan oleh para pendukung dari klub-klub tempat ia bermain. Ia siap berlari keras demi klub yang ia bela.
Karier Zamorano dimulai di Cobresal, di mana setelah masa pinjaman yang produktif di Divisi Segunda Chili, ia kembali memimpin tim itu meraih gelar nasional pertama mereka di Copa Chile 1987. Pemain ini memiliki rata-rata hampir satu gol per pertandingan di liga dan kompetisi piala, sehingga menarik minat klub-klub Eropa.
Zamorano bergabung dengan Bologna, tetapi klub tersebut memilih pengalaman rekannya Hugo Rubio dan mengirim sang pemain muda itu dipinjamkan ke St Gallen di Swiss, di mana ia segera membuktikan kebolehannya dengan mencetak gol secara gemilang dan akhirnya mendapatkan kontrak permanen.
Keputusan Bologna harus menyesal karena setelah mencetak 38 gol dalam dua musim di St Gallen, Zamorano pun berpindah klub lagi dan bergabung dengan Sevilla pada tahun 1992. Sejak itu, ia menjadi salah satu penyerang elit di Eropa.
Dalam duet yang efektif dengan Davor Suker di klub Andalusia ini, ia mencetak 23 gol dalam 63 penampilan dan mulai membuat namanya dikenal di tim nasional Chile. Setelah dua musim sukses di Sevilla, Zamorano dilirik lagi, dan pada tahun 1992 Real Madrid mendatangkannya.
Dalam pencarian inspirasi ketika ‘Dream Team’ Johan Cruyff mulai mendominasi sepak bola Spanyol, Zamorano dianggap sebagai pemain yang cocok untuk memimpin serangan Los Blancos. Ia bekerja keras dan tajam dalam penyelesaian gol, mencetak 37 gol dalam musim debutnya sebagai bentuk ketangguhan dan kelebihannya.
Musim keduanya bukanlah sukses, tetapi kehadiran Michael Laudrup dari Barcelona memberikan Real pasangan potensial yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali dominasi sepak bola Spanyol. Zamorano menjadi pencetak gol terbanyak dengan 28 gol ketika Real Madrid meraih gelar juara, salah satu momen yang paling terkenal adalah ketika Zamorano mencetak hattrick di El Clasico melawan Barcelona, Real Madrid menang 5-0 di Bernabeu.
Meskipun belakangan perannya berkurang setelah lahirnya Raúl González Blanoc, Zamorano berhasil mencetak lebih dari seratus gol dalam empat musim di Real Madrid. Kemudian, pada musim panas tahun 1996, ia bergabung dengan Inter Milan dengan status pemain bebas transfer. Ia mencetak 41 gol dalam 138 penampilan untuk Inter sebelum pindah ke Amerika di Meksiko dan kemudian kembali ke Colo-Colo di Chili untuk mewujudkan ambisinya membela klub boyhoodnya.
Kerelaan Zamorano untuk terus bekerja keras dan kemampuan lompatnya yang mencengangkan menjadikannya mimpi buruk bagi para bek lawan. Ia dikenal sebagai ‘Iván el Terrible’. Zamorano adalah pemain yang bisa mengubah umpan-umpan harapan menjadi momen kemenangan.
Sepanjang dekade 1990-an, Zamorano adalah salah satu dari penyerang-penyerang terbaiknya, menjadi ikon di Real Madrid dan legenda di Inter Milan. Ia adalah pemain sepak bola yang bisa mencetak gol dari setiap situasi.
Sumber: The Football Faithful