David Silva, pemain bintang Manchester City, dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik yang pernah memakai seragam klub ini. Selama sepuluh tahun bermain di Liga Primer Inggris, ia berhasil mengubah pandangan umum tentang sepak bola dengan keterampilan sentuhan dan tekniknya yang luar biasa. David Silva mencetak sejarah dengan membantah pandangan bahwa pemain asing yang memiliki tubuh kecil tidak sesuai untuk sepak bola fisik dan bermain di stadion-stadion yang tak terkenal.
Pada awal Liga Primer Inggris, pemain asing dengan postur kecil sering kali dianggap tidak mampu bermain sepak bola di Inggris dan tak cocok dengan cuaca dingin dan hujan di sana. Namun, pemain-pemain seperti Gianfranco Zola dan Juninho membantu merubah pandangan ini. Namun, tidak ada pemain sepak bola lain yang benar-benar membantah pandangan tersebut seperti yang dilakukan oleh David Silva.
David Silva bermain dengan tingkat konsistensi yang sangat tinggi sehingga sulit untuk mencuri perhatian media. Ia menjadi “konduktor senyap” dari salah satu tim sepak bola terbaik dalam sejarah Liga Primer Inggris. Ia mampu bermain dengan sangat baik di “half-spaces”, mengambil bola dengan cepat di daerah yang kurang nyaman dan mendistribusikan bola secara efisien melalui lini pertahanan lawan.
Kisah David Silva sebagai ikon di Manchester City dimulai sekitar 4000km di selatan Etihad Stadium, di desa nelayan kecil Arguineguín, Gran Canaria. Jauh dari sorotan sepak bola Liga Primer Inggris, David Silva jatuh cinta dengan sepak bola sejak kecil dan meniru ayahnya yang bermain sepak bola secara semi-profesional untuk tim lokal. Ia pertama kali bergabung dengan UD San Fernando sebelum dicoba oleh Real Madrid saat ia masih remaja. Namun, Real Madrid ragu karena ukuran tubuhnya yang kecil dan melewatkan kesempatan untuk merekrut pemain yang kemudian menjadi ikon bagi generasinya. Valencia akhirnya merekrut David Silva dan meski ada kekhawatiran tentang perpindahan jauh dari pulau kelahirannya di Kepulauan Canaria, pemain muda ini memutuskan untuk berani mencoba keberuntungan dan pergi ke Mestalla.
Performa impresif David Silva di tim muda Valencia membawanya naik ke tim senior sebelum akhirnya dipinjamkan ke Eibar dan Celta Vigo. Ia membantu Eibar pada musim 2004/2005 finis di peringkat kelima di Segunda Division, sebelum bergabung dengan Celta Vigo musim berikutnya dan membantu tim yang baru promosi finis di peringkat keenam serta lolos ke Piala UEFA.
Saat kembali ke Valencia, David Silva bergabung dengan lini serang yang menjanjikan bersama David Villa dan Joaquin. Mereka berhasil finis di empat besar Liga Primer dan mencapai perempat-final Liga Champions. Villa adalah salah satu pemain yang paling diuntungkan dari keunggulan David Silva, dan ia mengakui bahwa Silva mampu meningkatkan performa semua pemain di lapangan. “Bagi saya, bakat terbesarnya sebagai pemain sepak bola adalah ini: ia mampu meningkatkan performa semua orang di lapangan. Dan itu adalah bakat yang luar biasa untuk dimiliki,” kata Villa.
Valencia menghadapi masalah finansial dan pergantian manajer yang membuat mereka tidak bisa bersaing untuk memenangkan gelar. Meski begitu, David Silva berhasil memenangkan Piala Raja Spanyol 2006/2007 dan melakukan debut bersama timnas Spanyol pada musim yang sama, sebelum menjadi bagian dari skuad Spanyol yang memenangkan Euro 2008.
Performa impresifnya baik di klub maupun timnas menarik minat klub-klub besar Eropa. Pada musim panas tahun 2010, David Silva bergabung dengan Manchester City setelah memenangkan Piala Dunia bersama Spanyol. Manchester City saat itu sedang naik daun setelah diakuisisi oleh pemilik dari Abu Dhabi di musim sebelumnya. Mereka menghabiskan banyak uang untuk membangun tim yang mampu bersaing dengan klub-klub elite lainnya di Inggris. David Silva adalah salah satu pemain yang mereka rekrut dengan harga £25 juta.
Penampilan pertama David Silva yang mengesankan bersama Manchester City adalah pada pertandingan melawan Blackpool. Ia mencetak gol indah setelah menerima umpan pendek dari James Milner, melewati dua pemain bertahan lawan sebelum melepaskan tembakan akurat ke pojok gawang. Gol tersebut hanya sekilas memperlihatkan kejeniusan David Silva.
Musim debut David Silva bersama Manchester City berakhir dengan keberhasilan mereka memenangkan Piala FA setelah menunggu selama 35 tahun. Musim berikutnya, Manchester City membuktikan kekuatannya dengan mengenaskan Manchester United 6-1 di Old Trafford. David Silva menjadi salah satu pahlawan dengan mencetak satu gol dan memberikan assist sempurna kepada Edin Dzeko.
Musim berikutnya, David Silva dan Manchester City berhasil menjadi juara Liga Primer untuk kedua kalinya. Namun, kehadiran Pep Guardiola sebagai manajer membawa Manchester City tampil lebih baik. David Silva menjadi salah satu pemain kunci di tengah permainan mereka yang brilian. Dia berhasil memenangkan tiga gelar Liga Primer berturut-turut bersama Guardiola.
Meski Kevin De Bruyne saat ini menjadi playmaker utama di Manchester City, David Silva tetap memberikan pengaruh dengan kepiawaian dan elegansinya. Pada musim 2019/2020, David Silva memutuskan untuk meninggalkan Manchester City. Ia tampil sebanyak 436 kali bersama klub, dan tidak banyak yang ingat ada pertandingan buruk yang ia mainkan.
Tidak ada nostalgia saat ini untuk mengingat David Silva sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa Liga Primer. Namun, seiring berjalannya waktu, kita akan mulai mengingat David Silva dengan rasa rindu. Meski seringkali menghindari sorotan pribadi, David Silva adalah katalis di balik kesuksesan Manchester City. Ia adalah salah satu ikon bagi klub ini dan saya yakin masa depan akan menganggapnya sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Liga Primer.