Analisis Sejarah Menuju Bottom Three Terburuk di Sejarah Liga Premier

William Osula of Sheffield United reacts following defeat in the Premier League match between Sheffield United and Arsenal FC at Bramall Lane on March 04, 2024
Sheffield Utd player William Osula during a Premier League match. More

Sejarah Liga Premier Inggris mencakup berbagai momen menarik, termasuk pencapaian tim-tim papan bawah. Artikel ini akan mengulas detail terkait dengan bottom three terburuk dalam sejarah Liga Premier. Dalam analisis mendalam ini, kita akan melihat tim-tim dengan kombinasi poin terendah sepanjang sejarah kompetisi tersebut. Mari kita telusuri perjalanan dan fakta menarik di balik Bottom Three Terburuk Liga Premier.

 Still image of a football (soccer) player taking a free kick with a wall of opposing players in front of him.

Bottom Three Terlemah dalam Sejarah Liga Premier

Musim Premier League saat ini menghadirkan tiga tim papan bawah lemah, yakni Burnley, Sheffield United, dan Luton Town, dengan total kombinasi 59 poin. Kehadiran mereka memunculkan pertanyaan menarik apakah ketiga tim ini akan mencatatkan sejarah sebagai salah satu bottom three terburuk dalam sejarah Liga Premier.

Burnley, Sheffield United, dan Luton Town memiliki catatan yang mengecewakan musim ini, dengan performa yang jauh di bawah standar yang diharapkan. Dengan akumulasi poin yang minim, bisa jadi mereka akan tercatat sebagai bagian dari bottom three terburuk dalam sejarah kompetisi elit Inggris ini.

Sejarah Liga Premier mencatat berbagai pencapaian dan kegagalan, namun ketiga tim ini memiliki potensi untuk masuk ke dalam kategori bottom three terburuk sepanjang masa. Dibutuhkan upaya ekstra dan perubahan strategi yang signifikan agar mereka dapat menghindari predikat tersebut di musim yang tersisa.

 Derby County, Birmingham City, and Reading are the three teams at the bottom of the Premier League table.

Bottom Three Terburuk dalam Sejarah Liga Premier

Dalam musim 2007/08, Liga Premier menyaksikan tiga tim mengalami kepahitan yang mendalam, yaitu Derby County, Birmingham, dan Reading. Ketiganya hanya mampu mengumpulkan total 82 poin, menempatkannya sebagai bottom three terburuk dalam sejarah kompetisi ini. Meskipun tidak secara individu, tetapi gabungan poin mereka mencerminkan kegagalan kolektif yang mengesankan.

Derby County, dengan 11 poin, menjelma sebagai pelopor kegagalan. Mereka mencatat rekor jumlah poin terendah oleh satu klub dalam sejarah Liga Premier. Keberhasilan Derby County meraih gelar sebagai tim dengan penampilan terburuk menjadi cukup mengejutkan saat itu, meninggalkan sejarah pahit yang sulit untuk dilupakan.

Di sisi lain, Birmingham dan Reading, meski berhasil mengumpulkan lebih banyak poin daripada Derby County, tetap harus menelan pil pahit degradasi. Hal ini menjadi cerminan bahwa ketika kompetisi semakin ketat, bahkan peningkatan performa relatif masih belum cukup untuk mempertahankan posisi di Liga Premier. Bottom three terburuk Liga Premier musim itu memberikan pelajaran berharga tentang kekecewaan yang bisa dialami di level tertinggi sepak bola Inggris.

 Kieran Tierney and Granit Xhaka celebrate a goal for Arsenal, who finished eighth in the 2021-22 Premier League season.

Poin Penting Musim Pendekatan Bottom Three

Bottom Three Terburuk Liga Premier:

  • Musim 2021/22 menghadirkan kombinasi poin 80 dari Norwich City, Watford, dan Burnley, menandai kehadiran bottom three terburuk dalam sejarah Liga Premier.

Degradasi dan Penurunan Kasta:

  • Norwich City dan Watford harus rela terdegradasi akibat penampilan buruk, sementara Burnley turun kasta pada hari terakhir dengan hasil menyedihkan.

 A footballer celebrates scoring a goal with his teammates in the background while the opposition looks dejected. The image is about the three teams that were at the bottom of the Premier League in the 2005-06 season.

Riwayat Poin Sebelumnya pada Bottom Three

  • Musim 2005/06 menegaskan kehadiran Bottom Three Terburuk Liga Premier dengan kehadiran Sunderland, West Brom, dan Birmingham. Ketiganya berhasil mengumpulkan kombinasi 79 poin, mencerminkan performa yang memprihatinkan di lapangan.

  • Dalam musim yang sama, Sunderland menorehkan kehadiran memprihatinkan dengan hanya meraih 15 poin—sebuah rekor sebagai total poin terendah dalam sejarah Liga Premier pada periode tersebut. Kecilnya prestasi tersebut menjadi sorotan dalam sejarah liga.

 Sheffield United, West Brom, and Fulham are the bottom three teams in the Premier League for the 2020-21 season.

Perbandingan Bottom Three dari Musim Sebelumnya

Pada musim 2020/21, Sheffield United, West Brom, dan Fulham mengumpulkan total 77 poin, menjadikannya bottom three terburuk dalam sejarah Liga Premier. Sheffield United, khususnya, disorot sebagai kandidat terkuat sebagai tim terburuk, sedangkan West Brom dan Fulham juga menghadapi tantangan serius.

Dibandingkan dengan sejarah Liga Premier, bottom three tersebut menunjukkan tingkat perlawanan dan kesulitan yang luar biasa. Sheffield United, West Brom, dan Fulham harus berjuang keras menghindari posisi tersebut, menggambarkan intensitas persaingan dalam kompetisi sepakbola tertinggi di Inggris.

 Huddersfield's Juninho Bacuna and Fulham's Floyd Ayite compete for the ball during the 2018-19 Premier League match between Huddersfield and Fulham at the John Smith's Stadium in Huddersfield, England.

Bottom Three pada Musim 2018/19

Pada musim 2018/19, Bottom Three Terburuk Liga Premier dihuni oleh Huddersfield, Fulham, dan Cardiff yang hanya berhasil mengumpulkan total 72 poin. Meskipun demikian, Cardiff City nyaris terhindar dari degradasi dengan selisih hanya dua poin dari zona aman. Sebaliknya, Huddersfield Town menutup musim dengan mengumpulkan hanya 16 poin, menjadikannya sebagai salah satu jumlah poin terburuk ketiga dalam sejarah Liga Premier.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *