Babak ketiga Piala FA selalu menjadi ajang yang menarik untuk ditonton, dengan adanya banyak kejutan dan drama yang terjadi. Babak ketiga ini adalah saat ketika klub-klub elit Inggris bergabung dalam kompetisi, dan bermain melawan klub-klub dari tingkat yang lebih rendah dalam struktur piramida sepakbola. Sebelum menjelang akhir pekan ini yang penuh dengan pertandingan Piala FA, kami telah memutuskan untuk mengingat kembali beberapa kejutan terbesar dalam babak ketiga sepanjang sejarah Piala FA. Berikut adalah lima kejutan terbesar di babak ketiga Piala FA:
Hereford 2-1 Newcastle – 1972
Hereford United, klub non-liga, menciptakan kejutan terbesar dalam sejarah Piala FA ketika mereka menyambut Newcastle, klub elit Premier League, dalam babak ketiga Piala FA tahun 1972. Pertandingan ini diprediksi akan menjadi ajang yang heboh dan memicu kegembiraan di stadion Edgar Street, kandang Hereford.
Hereford sudah berjuang dengan gigih untuk mengamankan hasil imbang 2-2 di St James’ Park, sehingga mereka mendapatkan pertandingan ulang. Pertandingan ulang ini membuat Hereford menjadi klub ranking terendah yang pernah mengalahkan klub elit dalam kompetisi ini. Para penggemar berduyun-duyun ke stadion dan mereka tanpa tempat duduk memanjat dinding, menara lampu stadion, dan pohon-pohon untuk mendapatkan tempat yang strategis untuk menyaksikan pertandingan. Klub amatir ini bahkan memainkan musik tema dari film Rocky saat tim mereka keluar ke lapangan. Seperti petinju fiksi tersebut, klub ini berhasil mengalahkan prediksi yang ada.
Keadaan lapangan yang berlumpur membuat Newcastle kesulitan, namun mereka berhasil unggul saat Malcolm McDonald mencetak gol pembuka dengan sundulan keras delapan menit menjelang waktu berakhir. Namun, Ronnie Radford mencetak gol sensasional dari jarak 30 yard untuk menyamakan skor, yang memicu invasi suporter ke dalam lapangan dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Ricky George menjadi pahlawan kemenangan tim tuan rumah dengan mencetak gol kemenangan di periode tambahan waktu, yang dipenuhi dengan perayaan kegembiraan. Ini menjadi pertama kalinya dalam 23 tahun sejak klub non-liga mengalahkan klub elit dalam kompetisi yang resmi.
Bournemouth 2-0 Manchester United – 1984
Pada pertengahan tahun 1980-an, seorang manajer muda dan berbakat bernama Harry Redknapp membawa Bournemouth menuju salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala FA, ketika timnya mengeliminasi juara bertahan Manchester United dengan gaya yang luar biasa. Pada saat itu, Bournemouth masih bermain di Divisi Tiga, namun mereka mampu sejajar dengan klub elit sepert Manchester United di kawasan Selatan Inggris.
Bournemouth tampil dominan dalam kemenangan mereka, dengan Redknapp menyebut pertandingan ini sebagai “hari terbaik” dalam hidupnya setelah pertandingan berakhir. Para pemain tim ini diberi bonus sebesar £200 dan liburan yang ternyata tidak pernah terwujud.
Sutton United 2-1 Coventry City – 1989
Salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala FA terjadi pada tahun 1989 ketika Sutton United, klub Conference (divisi bawah Liga Inggris), mengeliminasi klub elit Coventry City. Coventry City merupakan juara Piala FA hanya dua tahun sebelumnya dan saat itu mereka menempati posisi ketiga di klasemen Divisi Utama dengan banyak pemain internasional di dalam tim.
Sutton United mengambil kejutan dengan mencetak gol pembuka melalui Tony Rains. Meskipun Coventry berhasil menyamakan kedudukan melalui gol David Phillips, Sutton berhasil mencetak gol kemenangan melalui Matthew Hanlon. Kemenangan ini membuat Sutton United menjadi klub divisi kelima yang mengalahkan klub elit dalam Piala FA.
Wrexham 2-1 Arsenal – 1992
Arsenal adalah juara bertahan Divisi Utama ketika mereka bertandang ke markas Wrexham, klub yang bermain di Divisi Empat pada tahun 1992. Mereka diunggulkan untuk melaju ke babak keempat tanpa banyak kesulitan, namun Wrexham menyajikan kejutan besar dengan kemenangan comeback yang luar biasa.
Seperti yang diharapkan, Arsenal unggul melalui gol Alan Smith menjelang akhir babak pertama. Namun, ketidakmampuan Arsenal untuk membunuh pertandingan tersebut berbalik menyerang mereka. Mickey Thomas, winger berusia 37 tahun yang pernah bermain untuk Manchester United dan Everton, mencetak gol spektakuler melalui tendangan bebas yang melengkung ke pojok atas gawang, menyamakan skor delapan menit sebelum waktu berakhir. Kemudian, hanya dua menit setelah itu, Steve Watkins mencetak gol kedua untuk Wrexham dan memastikan kemenangan mereka.
Manchester United 0-1 Leeds – 2010
Pertandingan antara Manchester United dan Leeds adalah salah satu rivalitas terbesar dalam sepak bola Inggris. Ketika kedua tim bertemu dalam pertandingan babak ketiga Piala FA pada tahun 2010, pertandingan tersebut memiliki nuansa yang berbeda. Leeds telah mengalami kebangkrutan finansial yang menyebabkan mereka turun hingga ke divisi ketiga Inggris. Sedangkan Manchester United baru saja mencapai dua final Liga Champions secara beruntun dalam dua tahun terakhir.
Meskipun terdapat perbedaan posisi klub yang sangat besar di klasemen (42 tingkat), Leeds berhasil memenangkan pertandingan ini. Jermaine Beckford melesat dari belakang pertahanan Manchester United dan berhasil mencetak gol pembuka. Pertandingan tersebut menjadi momen pertama Sir Alex Ferguson, yang sebelumnya telah lima kali menjadi juara Piala FA, tereliminasi di babak ketiga sebagai manajer Manchester United, dan momen dimana Manchester United kalah dari tim divisi lebih rendah. Tidak akan ada lawan yang lebih buruk untuk memecahkan rekor tersebut.
Sumber : https://thefootballfaithful.com/the-biggest-third-round-fa-cup-giant-killings-ever/