Dalam sejarah Kejuaraan Eropa, empat momen penting telah mengukir jejak kesuksesan bagi tim-tim unggulan seperti Jerman Barat, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Kemenangan mereka dalam turnamen sepak bola bergengsi ini menciptakan catatan prestisius yang patut dikaji. Pelajari lebih lanjut tentang perjalanan gemilang tim-tim tersebut dan bagaimana mereka mencapai puncak kejayaan dalam kompetisi tingkat Eropa.
Jerman Barat (1972)
Pada tahun 1972, Jerman Barat meraih kejayaan dalam Kejuaraan Eropa dengan kemenangan pertama mereka. Gerd Muller, dengan total 10 gol, menonjol sebagai top skor turnamen, memberikan kontribusi luar biasa bagi timnya.
Tim Jerman Barat menunjukkan dominasi mereka dengan mengalahkan Inggris 3-1 di perempat final dan tuan rumah Belgia 2-1 di semifinal. Keunggulan tak terbantahkan mereka berlanjut hingga final saat mereka mengatasi Uni Soviet dengan skor 3-0.
Kemenangan gemilang Jerman Barat mendapat puncaknya ketika mereka meraih gelar Piala Dunia dua tahun kemudian. Kesuksesan ini memperkuat posisi mereka sebagai kekuatan dominan dalam sepakbola Eropa, mencatatkan namanya dalam sejarah Kejuaraan Eropa dan Piala Dunia.
Prancis (1984)
Pada tahun 1984, Prancis berhasil menjadi tuan rumah dan meraih gelar juara Kejuaraan Eropa, mencatat momen bersejarah dalam dunia sepak bola. Dalam penampilan gemilangnya, Michel Platini mencetak total 9 gol dalam 5 pertandingan, menyita perhatian dunia dengan kepiawaiannya.
Torehan cemerlang Platini terjadi saat ia mencetak hat-trick melawan Belgia dan Yugoslavia di fase grup, menciptakan magis di lapangan. Namun, sorotan sejati datang saat Platini mencetak gol kemenangan di waktu tambahan melawan Portugal di semifinal, membawa Prancis melangkah ke final dengan prestasi gemilang.
Klimaks dari perjalanan kejuaraan ini terjadi saat Platini membuka skor dalam kemenangan 2-0 atas Spanyol di partai puncak, menciptakan sejarah yang tak terlupakan untuk tim Prancis. Tak heran, Platini meraih Ballon d’Or untuk kedua kalinya dari tiga penghargaan berturut-turut, memperkuat dominasinya sebagai pemain kelas dunia.
Selain Platini, kehadiran pemain kunci lainnya di lini tengah Prancis, dijuluki “Magic Square”, seperti Jean Tigana, Alain Giresse, dan Luis Fernandez, menjadi fondasi keberhasilan tim Prancis dalam turnamen prestisius ini. Kombinasi mereka membuktikan harmoni dan kekuatan sebuah tim yang mengukir prestasi gemilang dalam sejarah Kejuaraan Eropa.
Belanda (1988)
Pada tahun 1988, Belanda meraih kemenangan gemilang dalam Kejuaraan Eropa, meraih gelar turnamen besar pertama bagi negara tersebut. Marco van Basten menjadi bintang dengan mencetak 5 gol, memastikan posisinya sebagai top skor turnamen. Selain itu, kontribusi gemilang dari pemain kunci lain seperti Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Ronald Koeman turut mengangkat performa tim.
Meskipun mengalami kekalahan di pertandingan pembuka melawan Uni Soviet, Belanda menunjukkan jiwa juang yang luar biasa dengan bangkit hingga mencapai final. Momentum epik terjadi di semifinal saat mereka berhasil mengalahkan Jerman Barat, mengusir bayang-bayang kekalahan pahit dari final Piala Dunia 1974.
Puncak kejayaan mereka terwujud di final, di mana Marco van Basten mencetak gol spektakuler yang telah diabadikan sebagai salah satu yang terbaik sepanjang sejarah Kejuaraan Eropa. Gol tersebut menjadi penentu kemenangan yang mengagumkan atas Uni Soviet, memastikan posisi Belanda sebagai juara dan memberikan cerita tak terlupakan bagi penggemar sepak bola dan sejarah olahraga.
Prancis (2000)
Pada tahun 2000, Prancis kembali meraih kemenangan besar dalam Kejuaraan Eropa, menjadikan itu sebagai kemenangan kedua berturut-turut yang mengesankan. Dibantu oleh para pemain kunci seperti Patrick Vieira, Thierry Henry, Lilian Thuram, dan Zinedine Zidane, tim ini berhasil menunjukkan performa gemilang.
Zinedine Zidane, salah satu pemain paling berpengaruh dalam turnamen tersebut, memainkan peran penting dengan mencetak gol kemenangan saat melawan Portugal di semifinal. Kontribusi gemilangnya membuat Zidane dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen, memberikan penghormatan atas kehebatannya.
Klimaks kejuaraan terjadi di final, di mana David Trezeguet mencetak Golden Goal yang mengukuhkan kemenangan 2-1 atas Italia. Moment epik ini memperlihatkan ketangguhan Prancis dalam mengatasi tantangan hingga detik-detik terakhir, meraih gelar juara dengan gemilang.